Minggu, 17 Oktober 2010

Tugas 3 mata Kuliah ADS

connection=sambungan
chat=obrol, obrolan
database=pangkalan data, basis data
device=perangkat
domain=ranah
email=surel, surat digital
home=beranda
load=muat
network=jaringan
setting=pengaturan

Jumat, 01 Oktober 2010

TUGAS 2 ADS SISTEM PEMINJAMAN PERPUSTAKAAN

Sistem Peminjaman Kuno

Sistem peminjaman yang paling awal ialah menggunakan buku catatan. Pencatatan buku-buku yang dipinjam dan nama peminjam ditulis dari hari ke hari dalam sebuah buku catatan. Sistem ini dikembangkan menjadi sistem ledger. Pencatatan buku yang dipinjam ada pada halaman di mana nama seorang peminjam berada. Ini juga masih menggunakan buku. Perkembangan selanjutnya ialah sistem dummy. Buku-buku yang dipinjam digantikan oleh dummy yang memberikan catatan nomor peminjam dan bilamana buku harus dikembalikan. Sistem ini dianggap kurang praktis, dan digantikan sistem slip. Sistem ini kemudian berkembang menjadi sistem kartu dan muncullah Sistem Peminjaman Browne. Walaupun penciptanya orang Amerika, tetapi disukai di Inggris.

Sistem Peminjaman Browne ditemukan oleh Nina E. Browne, pustakawan Library Bureau di Boston, Massachussette, awal abad ke-20. Sistem peminjaman ini digunakan oleh banyak perpustakaan di Inggris. Dalam sistem pelayanan hastawi (manual) sistem ini memiliki kecepatan yang tinggi dibandingkan sistem hastawi yang lain.

Sistem Peminjaman Browne terdesak oleh datangnya sistem peminjaman berkomputer, seperti VTLS (Virginia Tech Library System), daru USA, SISPUKOM (Sistem Perpustakaan Berkomputer) dari Malaysia.

Sistem Peminjaman (Nework Changing System)

Sistem Peminjaman Newark mulai dipakai pada tahun 1900 oleh Perpustakaan Umum Newark New Jersey, semasa dipimpin oleh John Cotton Dana. Sistem Peminjaman Newark memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.

Keuntungan sistem ini adalah:

masing-masing peminjam bisa mengetahi buku macam apa yang sering dipinjamnya,

setiap saat bisa diketahui buku ada di mana, siapa yang meminjam, dan bilamana harus dikembalikan,

jika ada perbedaan waktu peminjaman, bisa dicatat dengan mudah,

buku-buku yang dipesan bisa diketahui di mana adanya,

petugas nonprofesional bisa mengerjakan pekerjaan ini dengan baik,

dalam sebuah perpustakaan besar dengan banyak cabangnya, kartu peminjaman bisa, dipergunakan di cabang mana saja, dan

penyiangan bisa dikerjakan dengan baik.

Sedang kekurangan Sistem Peminjaman Newark adalah:

pekerjaan rutin lambat, memakan banyak waktu dan membosankan,

sangat mudah terjadi kesalahan dalam mencatat nomor panggil buku ke dalam kartu anggota,

pada jam-jam sibuk, meja peminjaman bisa berantakan, karena begitu banyak transaksi yang harus diselesaikan,

memerlukan dua jajaran pendaftaran. Satu, jajaran nama anggota perpustakaan yang disusun menurut abjad, lengkap dengan alamat mereka masing-masing. Kedua, jajaran nomor pendaftaran,

tiap buku memerlukan tiga kartu yang menuntut waktu dalam mengerjakannya, yaitu kartu buku, kantong kartu buku, dan batas waktu peminjaman, dan

lembaran batas waktu tanggal kembali ditempelkan di bagian belakang buku yang membuat buku menjadi kelihatan kotor.


Sistem Peminjaman Sendiri Detroit(Detroit Self-Charging System)

Sistem Peminjaman Sendiri Detroit ditemukan tahun 1929 oleh Ralph A. Ulveling, Pustakawan Perpustakaan Umum Detroit, Amerika Serikat. Sistem peminjaman ini menjadi sangat terkenal pada zamannya, sebagai sebuah sistem peminjaman yang bagus, efektif, dan disukai oleh peminjam perpustakaan sendiri.

Cara peminjaman ini berdasarkan kepada kerja sama yang baik antara pembaca dan petugas perpustakaan. Sistem ini hampir sama dengan sistem Peminjaman Browne.

Berbagai jenis alat diperlukan untuk penyelenggaraan Sistem Peminjaman Sendiri Detroit. Alat-alat itu adalah jajaran pendaftaran anggota, kartu jati diri peminjam, kartu buku, kartu tanggal kembali, kantong kartu buku, stempel dan bantalannya, kotak tempat menjajarkan kartu buku, slip denda, kertas statistik sirkulasi, kartu pos pemberitahuan, dan pensil.

Sistem Peminjaman Sendiri Detroit mengenal beberapa proses, yaitu peminjaman, pengembalian buku, perpanjangan waktu peminjaman, lewat waktu peminjaman, pemesan peminjaman buku, dan statistik sirkulasi. Sistem inipun mempunyai keuntungan dan kekurangannya.

Melalui berbagai kemajuan teknologi diperoleh berbagai sistem peminjaman yang bisa disebut sebagai sistem yang modern. Misalnya sistem peminjaman dengan kartu berlubang, sistem peminjaman dengan fotografi, sistem peminjaman dengan alat elektronik, dan sistem peminjaman dengan komputer.

Sistem Peminjaman Islington merupakan variasi dan penyempurnaan Sistem Peminjaman Browne. Sistem Browne hanya terbatas pada tiket yang diberikan, sementara pada sistem Islington dapat dibuatkan duplikasi tiket, sehingga bisa meminjam buku sebanyak-banyaknya.

Sistem peminjaman dengan komputer sebenarnya sudah agak lama dipergunakan di perpustakaan. Makin hari sistem peminjaman jenis ini semakin bertambah bagus dan hebat.

Sistem peminjaman modern yang cukup dikenal adalah Sistem Peminjaman Plessey Pen. Sistem ini mengenal sejumlah proses, seperti mendaftar peminjaman, cara pengembalian, perpanjangan peminjaman, lewat batas waktu pinjam, dan pesan peminjaman.

Jumat, 24 September 2010

Konteks Metode Analisis dan Desain Sistem

GAMBARAN UMUM
Sebuah sistem informasi perusahaan yang baik tidak terlepas dari sistem informasi itu dibangun.  Analisis dan perancangan sistem informasi merupakan suatu mata kuliah yang mempelajari bagaimana membangun sebuah sistem informasi yang baik.
Sebelum kita membangun sebuah sistem informasi, tentunya kita perlu mengetahui gambaran tentang sistem informasi apa yang diperlukan oleh sebuah perusahaan.  Sistem Informasi adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bertugas mengorganisasi mencatat / merekam ke dalam database dan mengelola data untuk menghasilkan informati berguna yang mendukung sebuah organisasi beserta karyawan, pelanggan, pemasok, dan rekanannya. Untuk itu sistem informasi perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa klasifikasi, yaitu:
·
Transaction Processing System (TPS) / sistem pemrosesan transaksi memproses transaksi bisnis seperti pesanan, kartu absensi, pembayaran,dll.
· Management Information System (MIS) / Sistem Informasi Manajemen menggunakan data transaksi untuk menghasilkan informasi yang diperlukan para manajer untuk menjalankan bisnis.
· Decision Support System (DSS) / Sistem Pendukung Keputusan membantu para pembuat keputusan mengidentifikasikan atau memilih antara pilihan atau keputusan.
· Executive Information System (EIS) / sistem informasi eksekutif disesuaikan dengan kebutuhan informati unik para eksekutif yang merencanakan bisnis dan menilai performa terhadap rencana tersebut.
· Expert System/Sistem Ahli meng-capture dan menghasilkan kembali pengetahuan pemecah masalah ahli atau pengambil keputusan kemudian mensimulasikan “pemikiran” ahli tersebut.
· Communication and Collaboration System / sistem komunikasi dan kolaborasi meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara orang-orang dalam maupun luar organisasi.
· Office automation system / sistem otomatisasi kantor memhantu para karyawan membuat dan berbagi dokumen yang mendukung aktivitas kantor sehari-hari.
LINGKUP PESERTA PEMBUATAN SISTEM INFORMASI
Di dalam pembuatan sebuah sistem informasi, tentunya kita perlu mengetahui siapa yang perlu terlibat atau yang dikaitkan dengan pembuatan  sistem. Istilah orang yang memiliki ketertarikan pada sistem informati yang sudah ada atau ditawarkan dinamakan Stakeholder . Stakeholder bisa termasuk pekerja teknis dan nonteknis, bisa juga termasuk pekerja dalam dan luar.
Terdapat beberapa stakeholder di dalam pembuatan sistem, yaitu :
1. Pemilik Sistem (System Owner), yaitu seseorang / sekumpulan orang yang memutuskan / menentukan sebuah sistem yang akan dibangun. Biasanya pemilik sistem ini berasal dari kalangan manajemen. Biasanyan pemilik sistem lebih tertarik pada keuntungan yang didapat setelah sistem tersebut digunakan.
2. Pengguna Sistem (System User) adalah seseorang / sekumpulan orang yang menggunakan sistem informasi sehari-hari. Dalam menganalisis pengguna sistem informasi perlu dibedakan apakah pengguna seorang pengambil keputusan, spesialisasi (akuntansi, pengacara,dll) atau pengguna administrasi dan layanan dimana mengerjakan proses pemasukan data ke sistem dilakukan. Perlu diperhatikan bahwa pengguna sistem informasi juga bisa berasal dari luar perusahaan, seperti pelanggan, pemasok atau karyawan yang sedang bekerja diluar perusahaan.
3. Perancang Sistem (System Designer) adalah seseorang / sekelompok orang yang mempunyai kemampuan untuk merancang sistem informasi. Perancang sistem biasanya mempunyai keahlian khusus dalam bidang penggunaan teknologi informasi seperti
a. Administrasi database – spesialis dalam teknologi database yang akan digunakan untuk mendesain dan mengkoordinasikan perubahan ke database perusahaan.
b. Arsitek jaringan – spesialis merancang dengan menggunakan teknologi jaringan atau telekomunikasi.
4. Pembangun System (System Builder), yaitu seseorang yang mempunyai kemampuan untuk membangun sistem informasi sesuai rancangan yang diberikan oleh perancang sistem. Sama seperti perancangan sistem, pembangun sistem juga mempunyai keahlian tertentu dalam menggunakan teknologi informasi.
Seperti dijelaskan di atas bahwa stakeholder terbagi atas kelompok teknis dan non teknis untuk itu diperlukan seseorang / sekelompok orang yang mempunyai kemampuan untuk menengahi kelompok teknis dan non teknis. Istilah individu atau kelompok disebut dengan analis sistem (System Analyst). Peran analis sistem sangat penting dalam keberhasilan merancang sistem informasi. Untuk itu beberapa kemampuan harus dipunyai oleh analis sistem, antara lain :
· Pengetahuan Teknologi Informasi baik yang sekarang maupun perkembangan teknologi informasi yang akan datang sehingga di dalam pembuatan sistem informasi sesuai dengan kondisi sekarang maupun yang akan datang.
· Pengalaman dan keahlian dalam pemograman komputer. Sulit dibayangkan jikalau seorang analis sistem tidak mempunyai kemampuan membuat program padahal analis sistem harus menterjemahkan non teknis ke teknis.
· Pengetahuan umum proses dan terminology bisnis – analis sistem harus mampu berkomunikasi dengan para ahli bisnis untuk memperoleh pemahaman masalah dan kebutuhan mereka.
· Keahlian pemecahan masalah yang umum. Seorang sistem analis harus mampu membagi masalah perusahaan yang besar ke beberapa bagian yang kecil.
· Keahlian berkomunikasi komunikasi baik secara oral maupun tertulis.
· Keahlian berelasi dengan orang. Kemampuan tersebut penting karena di dalam menggali kebutuhan pengguna. Kesulitan di dalam berelasi dengan pengguna tentunya akan membawa dampak pada hasil sistem informasi.
· Fleksibilitas dan adaptabilitas. Kemampuan fleksibilitas dan adaptibilitas sangat penting dalam menghadapi tantangan dan situasi yang unik pada sebuah perusahaan.
· Karakter dan etika. Seseorang analis sistem dituntut untuk mempunyai etika dan karakter yang baik karena akses analisis sistem ke dalam informasi perusahaan yang luas.
Pada akhirnya di dalam sebuah proyek sistem informasi biasanya seorang pimpinan proyek biasanya berasal dari seorang analis sistem yang bertugas untuk mengatur sumber daya, waktu, dan biaya demi keberhasilan sebuah proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. Method Analysis and Design. New York: McGraw0Hill Education, 2004.