Gadis itu menatap kosong pada foto foto yang ada di depan matanya
ia menarik nafas panjang, bahkan terasa menyakitkan menarik nafas seperti itu
Tangannya mengepal, rasa sakit di hatinya, bagai luka yang tak bisa disembuhkan
Lama sudah waktu berlalu, tapi apa yang ada dalam hatinya masih segar pula dalam ingatannya.
terasa tak berdaya menunduk lemah dengan tangan yang tak lagi bertenaga memegangi lengan kursi di sampingnya.
Tangan yang satunya terangkat dan memegangi dadanya, dan di bagian itulah dia merasakan rindu yang sangat, luka yang mencabiknya tiap ia ingin memandang wajahnya. Pria yang dia cintai, pria itu yang meninggalkannya, pria itu yang bersamanya dan pria yang sama yang akhirnya melupakannya. Yang dengan bodohnya sangat dia inginkan.
Ia mengerti keadaan, ia mampu memahami apa yang terjadi, kembali pada kenyataan adalah pilihan hidupnya.
Tapi yang dilakukannya adalah proses yang panjang yang ternyata tak berlalu begitu saja.
Kenangan2 itu selalu menahannya melangkah dalam dunia yang lebih nyata. Dunia yang menantikan kehadirannya sejak lama.
Dia sangat mengerti akan keadaan itu. Gadis itu duduk terdiam, ia ingin menangis dan sebenarnya sangat ingin. Tapi dia menahannya, menahan racun dalam tubuhnya keluar dalam tetesan tetesan air mata. Ia menahannya meskipun itu membuat hatinya semakin sakit. Menahan racun tidak keluar sama saja menahan racun itu tetap ada dalam tubunhya, mungkin itu akan meracuninya secara perlahan lahan.
Dia berhenti menangis saat menangis tidak bisa menyelesaikan masalah. Ia pernah menangis dahulu, tangisan panjang dan lama...mungkin ia mengeluarkan segala keluh kesah dalam hatinya, tapi tidak ada yang berubah sedikit pun. Dan sejak saat itu dia menahan tiap tetes air matanya. berusaha tegar padahal hatinya sangatlah rapuh, bahkan terlalu rapuh.
Entah apa yang dia pertahankan selama ini, keegoisannya, cintanya, mimpinya, atau kesiasiaannya.
Padahal dia mengerti untuk keluar dari hal yang mungkin tidak akan terjadi itu. Tidak ada harapan untuk mimpinya, mimpi yang ia pertahankan 9th lamanya.
Tidak ada penghargaan, tidak ada sambutan hangat, tidak ada sepatah kata lembut dan hangat yang menyapanya.
Yang ia harapkan datang dari mulutnya. Mulut orang yang hadir dalam mimpinya.
Gadis ini...gadis bodoh yang setia mengikuti hatinya, dia memilih hidup di dunia bayangan untuk saat ini..meskipun ia tahu, suatu saat nanti akan datang waktu dimana dia akan memilih dunia nyata dan bergabung dengannya. Mencari kehangatan nyata untuk jiwanya yang selama ini hampa oleh mimpi yang fana. Kehangatan nyata yang mungkin akan sangat ia cintai atau yang mungkin hanya akan mendampingi jiwanya saja. Semuanya adalah pilihan, pilihan yang akan mengubah hidupnya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar